CONTOH KASUS HAK PATEN
1.
KASUS PERTAMA
“Pengadilan Larang HTC Gunakan Paten Sewaan
Untuk Tuntut Apple”
Salah seorang hakim ITC telah
memutuskan bahwa HTC tidak memiliki hak untuk menuntut balik Apple karena
mereka menggunakan hak paten yang dimiliki oleh perusahaan lain. Menurut
penjelasan di blog Foss Patents, HTC tampaknya telah membayarkan sejumlah uang kepada Google untuk menyewa
beberapa macam hak paten yang
mereka butuhkan dalam usahanya untuk menyerang balik serangan hukum Apple.
Menurut Per Florian Mueller
dari Foss Patents, model bisnis ‘rent-a-patent’ sudah sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan lain, termasuk perusahaan kolektor paten Open Invention
Network yang menggunakannya sebagai taktik untuk menuntut perusahaan-perusahaan
besar sekelas Microsoft.
Bila keputusan hakim ITC ini
berlaku permanen, atau paling tidak bisa dijadikan acuan untuk kasus-kasus
lain, maka perusahaan yang menggantungkan usahanya dari bisnis persewaan hak
paten harus segera merevisi model bisnis mereka. Bila perusahaan tersebut telah
mentransfer segala elemen-elemen penting di dalam hak paten yang dibutuhkan,
maka rekanan bisnis mereka akan memiliki dasar yang kuat untuk menggunakan hak
paten tersebut dalam pengadilan.
Konsekuensinya jelas: perusahaan persewaan hak paten tersebut
akan kehilangan aset hak paten mereka, karena ide dasar tentang hak paten
adalah si pemilik hak paten memiliki hak eksklusif atas paten tersebut, dan
properti intelektual memang menitikberatkan pada eksklusifitas. Kepemilikan
bersama mungkin bisa berfungsi pada beberapa hal seperti cloud computing, namun
hal tersebut sama sekali tidak berlaku untuk masalah hak paten.
2.
KASUS KEDUA
“Nokia Rela Jual Aset Hak Paten Mereka,
Asal...”
CFO (chief financial officer) Timo
Ihamuotila menyatakan bahwa Nokia siap untuk menjual aset hak paten mereka,
selama tawaran yang masuk memang sesuai dengan harga yang Nokia harapkan.
“Kami akan menjual hak paten
kami pada harga yang tepat,” kata Ihamuotila pada sebuah ajang konferensi yang
membahas tentang performa mereka di kuartal ke-2 tahun 2012 ini. Ihamuotila
juga yakin bahwa Nokia masih akan mampu untuk tetap kompetitif sekalipun
terpaksa menjual sebagian aset hak paten mereka.
Saat ini, perusahaan teknologi
asal Finlandia tersebut memiliki katalog hak paten sebanyak 30.000 buah dan
juga inovasi dengan hak paten yang telah terdaftar secara resmi sebanyak 10.000
buah. Tim riset dan pengembangan mereka telah rutin menghasilkan rata-rata
1.000 macam inovasi yang layak didaftarkan hak patennya setiap tahun. Hal ini
sangat ironis karena tim ini adalah salah satu tim yang akan menjadi korban
pertama dari rencana pemotongan jumlah karyawan sebagai
bagian dari agenda strukturisasi Nokia.
Lebih aneh lagi, Nokia sampai
saat ini merupakan perusahaan pemilik hak paten dengan tingkat agresifitas
paling minim, namun hal tersebut kemungkinan besar akan segera berubah karena
produsen ponsel raksasa di periode 2000-an ini sangat membutuhkan tambahan dana
segar, dalam jumlah yang sangat banyak.
Apple kabarnya sempat menjadi
salah satu korban pertama dari Nokia dan telah menyetujui untuk membayarkan
uang sebesar $600 juta untuk masalah royalti dari hak paten milik Nokia.
Sumber: